Teori Tentang Terjadinya Alam
Semesta
Pendapat
tentang terbentuknya alam semesta baru merupakan teori, yang meskipun sudah
banyak penelitian dilakukan namun masih tetap tingkat teori saja. Pada dasarnya
ada dua pendapat tentang terbentuknya alam semesta ini.
1. Teori
keadaan tetap (steady state theory)
Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, Herman Bondi dan Thomas
Gold. Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa
alam semesta ini di mana pun dan bilamanapun selalu sama. Teori ini ditunjang
oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan
galaksi lama. Dengan demikian teori ini secara ringkas menyatakan bahwa
tiap-tiap galaksi terbentuk ( lahir), tumbuh, menjadi tua dan akhirnya mati.
Jadi teori ini beranggapan bahwa alam semesta tidak terhingga besarnya dan
tidak terhingga tuanya (tanpa awal dan tanpa akhir).
Dari hasil pemotretan satelit telah diketahui kecapatan radial
galaksi-galaksi menjauhi bumi yang dihubungkan dengan jarak anatara galaksi dan
bumi, maka disimpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin
cepat galaksi tersebut bergerak menjauhi bumi. Dari hasil penemuan ini menguatkan
bahwa alam semesta selalu mengembang(ekspansi) dan menipis(kontraksi). Dengan
demi kian harus ada ledakan atau dentuman yagn mendahului adanya pengembangan2. Teori Letusan Hebat
Berbagai teori tentang jagad raya membentuk suatu bidang studi yang dikenal sebagai kosmologi. Einstein adalah ahli kosmologi modern pertama. Tahun 1915 ia menyempurnakan teori umumnya tentang relativitas, yang kemudian diterapkan pada pendistribusian zat di luar angkasa. Pada tahun 1917 secara matematik ditentukan bahwa tampaknya ada massa bahan yang hampir seragam yang keseimbangannya tak tentu antara kekuatan tarik gravitasi dan kekuatan olek atau kekuatan dorong kosmik lain yang tak dikenal.
Pada tahun 1922 seorang ahli fisika Rusia muncul dengan pemecahan soal itu secara lain, yang mengatakan bahwa kekuatan tolak tidak berperan bahkan jagad raya terus meluas dan seluruh partikel terbang saling menjauhi dengan kecepatan tinggi. Karena kekuatan tarik gravitasi, perluasan itu terus melambat. Sebelumnya, partikel-partikel itu telah bergerak keluar bahkan lebih cepat lagi. Dalam model jagat raya ini dahulu perluasan mulai pada saat yang unik yang disebut “letusan hebat”.
Teori letusan hebat rupanya begitu berlawanan dengan pengetahuan astronomi zaman sekarang, yang mula-mula sedikit menarik perhatian. Akhirnya sebanyak bintang dalam galaksi Bimasakti bukannya saling menjauhi satu sama lain, tetapi malahan berjalan dalam orbit sirkular mengelilingi wilayah pusatnya yang padat. Akan tetapi, pada tahun 1929 Edwin Hubble, ketika itu ahli astronomi di Observatorium Mount Wilson, mengemukakan bahwa berbagai galaksi yang telah diamatinya sebenarnya menjauhi kita, dan menjauhi yang lain, dengan kecepatan sampai beberapa ribu kilometer per-detik.
Rupanya galaksi-galaksi ini, seperti halnya Bimasakti kita, menjaga keutuhan bentuk internalnya selama waktu yang panjang. Galaksi-galaksi itu secara sendiri-sendiri mengarungi angkasa raya, kira-kira sebagain unit atau partikel yang bergerak mengarungi ruang angkasa. Teori Einstein dapat diterapkan pada berbagai galaksi, sebagai ganti bintang-bintang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar