Kamis, 31 Maret 2016

Teknik Psikoanalisis

Teknik-Teknik Psikoanalisis
a.    Asosiasi Bebas
Asosiasi bertujuan untuk meninggalkan cara berpikir yang biasa menyensor pikiran.
b.    Analisis Mimpi
mengungkapkan tentang berbagai kejadian dalam mimpinya dan konselor berusaha untuk menganalisisnya.
c.    Analisis Kepribadian (Case Historis)
Diniamika penyembuhan gangguan kepribadian dilakukan dengan melihat dinamika dari dorongan libido terhadap ego dan bagaimana superego menahan dorongan tersebut.
e.    Analisis Resistensi (Analysis of Resistance)
resistensi berati penolakan, analisis resistensi ditujukan untuk menyadarkan klien terhadap alasan-alasan terjadinya penolakannya (resistensi). Konselor meminta perhatian klien untuk menafsirkan resistensi.
f.     Analisis Transferensi (Analysis of Transference)
Transferensi adalah mengalihkan, bisa berupa perasaan dan harapan masa lalu. Dalam hal ini, klien diupayakan untuk menghidupkan kembali pengalaman dan konflik masa lalu terkait dengan cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan yang oleh klien dibawa ke masa sekarang dan dilemparkan ke konselor. Biasanya klien bisa membenci atau mencintai konselor. Konselor menggunakan sifat-sifat netral, objektif, anonim, dan pasif agar bisa terungkap tranferensi tersebut.
g.    Interpretasi (Interpretation)
mengungkap apa yang terkandung di balik apa yang dikatakan klien, baik dalam asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan transferensi klien. Konselor menetapkan, menjelaskan dan bahkan mengajar klien tentang makna perilaku yang termanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resitensi dan transferensi.

Dari pengertian tentang pendekatan-pendekatan diatas, saya menyukai teknik “Analisis Transferensi (Analysis of Transference)”. Karena dari analisis transferensi klien lebih aktif dan disini perasaan klien dan konflik masa lalu dihidupkan kembali terkait dengan hal-hal masa lalu. Transferensi dinilai sebagai alat yang sangat berharga bagi terapis untuk menyelidiki ketidaksadaran pasien karena alat ini mendorong klien untuk menghidupkan kembali berbagai pengalaman emosional dari tahun-tahun awal kehidupannya. Teknik analisis transferensi dilakukan agar klien mampu mengembangkan tranferensinya guna mengungkap kecemasan-kecemasan yang dialami pada masa lalunya (masa anak-anak), sehingga terapis punya kesempatan untuk menginterpretasi tranferen. Dan pada teknik ini terapis menggunakan sifat-sifat netral, objektif, anonim, dan pasif serta tidak memberikan saran. Transferensi pada tahap yang paling kritis berefek abreaksi (pelepasan tegangan emosional) pada pasien. Efek lain yang mungkin, ada dua, yaitu positif dan negatif. Positif: saat pasien secara terbuka mentransferkan perasaan-perasaannya sehingga menyebabkan kelekatan, ketergantungan, bahkan cinta kepada terapis.

Daftar Pustaka:
Komalasari, Gantina. Wahyuni, Eka. Karsih. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT indeks
Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Redaksi Rafika Aditama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar